INSPIRING WOMEN BERSAMA KBMN PGRI 31

Kulwag #2

Meneladani Para Teacherpreneur

Dear Ibu Kanjeng, biasanya saya menyapa beliau dengan sebutan ibu Ratu. Tapi kok sekarang agak serem ya. Teringat penguasa laut selatan. Terimakasih bu Kanjeng yang sudah mensedekahkan banyak ilmu, terpatri di mulut yang setia menuju karya-karya cantik berikutnya.

“Bukan cinta bila tidak sepenuh hati” barangkali begitulah menjadi penulis. Saya melndapat pencerahan dari sudut pandang yang berbeda dengan pengalaman mendapatkan perkuliahan menulis di KSGN 2020 lalu. Menurut tulisan ibu Dra.Sri Sugiastuti,M.Pd. dalam pertemuan kuliah Virtual ke dua dan hari ke dua itu … Menulis itu banyak sekali manfaatnya. Pada buku antologi artikel kami empat tahun silam yang bertajuk “Jejak Digital Motivator Andal,” setiap guru memiliki kemampuan 4 aspek keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Setidaknya itu merupakan bekal untuk menjadi penulis yang memiliki karya yang berdaya usaha, berdaya jual seperti sang kurator, bu Kanjeng Ratuku.

Awalnya saya ingin menulis tentang buku teks book yang merupakan buah karya pertama tahun 2020. Kini saya sangat ingin menjadi teacherpreneur yang setiap goresan digitalnya bermakna baik dan bermanfaat bagi orang lain. Terimakasih semua tim KBMN 31. Semoga kita lulus bersama.

Jejak Inspiratif Menjadi Guru Kelas Dunia

Menuju Guru Limited Edition

Tutorial Tanda Seru

Lama pena saya diam, setidaknya di blog saya ini. Judul kecil itu “Tutorial Tanda Seru,” karena melalui seruan para guru menulislah saya bisa bersyukur menjadi guru kelas. Ya, gurunya anak-anak. Bukankah dalam sebuah sinetronpun selalu ada tokoh anak kecil?. Dari sanalah saya memberanikan diri masuk pada grup guru PGRI.

Om Jay empat tahun lalu merupakan guru pertama saya menulis di Komunitas Sejuta Guru Ngeblog (KSGN) angkatan 16. Saya semakin semangat membuat tugas yang saya sebut tanda seru dari para Narasumber. Bahkan sekarangpun saya semangat berkobar siang dan malam. Ufs, seperti iklan obat kuat ya. Saya memaknai pembelajaran menulis ini adalah SIM kedua, Surat Izin Menulis.

Kemarin malam Bapak Dr. Wijaya Kusumah mengingatkan bahwa menulis itu seperti pentigraf, terdiri dari tiga bagian. Pembuka, isi tulisan, penutup. Saat saya menuliskan resume harian ini, seperti membuka buku ke tiga yang juga buah karya KSGN. Om Jay berkenan memberikan kata pengantar pada buku saya bertajuk”Menulis itu Rekreasi. Dibantu Mas Brian, saya memanggilnya begitu. Maaf suhu, saya SKSD. Kemudian saya membuka buku Om Jay “Agar PJJ Tak Lagi Membosankan.” Saya juga membaca buku-buku para Narasumber tahun 2019-2020. Event yang luar biasa memberi banyak manfaat dan kenangan penuh kesyukuran. Di grup KMBN ke 31 ini saya bangga menjadi murid para penulis hebat, akan saya laksanakan setiap tutorial tanda serunya, akan saya camkan dalam diri bahwa penulis adalah pembaca yang menulis. Terimakasih para Guru hebatku. Jangan bosan memberi ilmu pada saya yang hanya guru anak kecil. Mungkin seperti bebek buruk rupa, tapi saya yakin ilmu yang para Narasumber berikan akan menjadi anugrah untuk saya khususnya, umumnya bagi semua orang. (Cianjur, 22 April 2024, Iz Shafura)

Kisah Sunyi Dan gelap menjadi terang karena Al-Qur’an.

AKU BUTA DAN KAU TULI, JADI MARI KITA BERPEGANGAN TANGAN. (Kahlil Gibran).

Melodi warna Iqra.’

Qinara merasa takjub saat menggenggam 30 Juz Alqur’an huruf braille. Dia mengerti bahwa apapun keadaannya, Alqur’an adalah tujuannya dia belajar di sekolah luar biasa. Selalu terngiang-ngiang di telinganya lantunan surat yaasiin, surat maryam favorit sang tante, Almulk favoritnya juga. Ibunya luar biasa. Mengumpulkan uang untuk membeli AlQur’an Juz demi Juz. Sebelumnya mengajarkan metode Talaqi (mengulang-ulang) sifatul huruf kemudian Iqra. Pelajaran awal untuk membaca Al-Qur’an. ” Ayo Qinara ucapkan dengan lantang sya, za, ha. ” kata ibunya. Padahal Qinara kehilangan penglihatan sejak usia tiga tahun yang menyebabkan dia menjadi yatim.

Pelangi terbentang di ujung balong dan kolam ikan di bawah kaki gunung mananggel. Aku juga takjub mendengar melodi yang indah lantunan Alqur’an keponakanku. “MasyaAllah Tabarakallah, alhamdulillah.” Gumam Bu Rahma. Senyum bahagia terselip di wajah sang ibu. Ia melihat sebuah kaligrafi surat yasin yang indah dibingkai figura mewah. Terpasang rapi di dinding ruang tamu rumahku. Pada bagian sudut kanan bawah tertera sebuah nama Megantara. Ya, nama anak laki-lakinya yang berkebutuhan khusus. “Bu guru apa Qinara tahu kalau Megan juga bagus bacaan Alqur’annya ?” Tanya bu Rahma. Belum sempat aku menjawab tiba-tiba Qinara keluar kamar berjalan mendekati dinding dan ikut duduk di ruang tamu. Ia tersenyum manis sekali. Mengalahkan es teh manis sari lemon gula batu buatannya. “Saya tau kok tante Rahma. Kaligrafi Bang Megan bagus banget. Ada bingkai relief janda bolongnya.” Jawab Qinara lembut. Seketika sepasang mata indah Megan berbinat-binar. “Ya … kita orang tua dikacangin nih bu Rahma.” Candaku. Keponakanku walaupun hanya kegelapan di sekelilingnya tapi dia melihat masih bisa melihat sedikit bayangan. Sesosok badan, bentuk gelas dan yang lainnya seperti siluet. Jadi dia mampu membaca Alqur’an braille (bersambung)

TUTORIAL TANDA SERU

program lanjutan
Tutorial Tanda Seru.
Tanda Seru … merupakan sebuah program belajar bersama Mentor untuk seorang kakak atau untuk seorang anak yang lebih tua usianya dari anak yang akan diberi bimbingan. Merupakan program lanjutan atau turunan dari tutor sebaya. Tanda seru ini program ajakan menuju mutu terpadu dengan dua langkah mudah. Mengenali posisi dan menetapkan tujuan. (Bersambung)
Cianjur, 6 Juli 2022
Jurnal Iz Shafura

Dear Honey … bahwa selebrasi ini bukti hidup itu indah.

Gambar ini hanya hiasaan, tentang gambaran cerita ringan betapa hidup itu menarik. Seorang bijak berkata, “Nikmati taqdir yang telah terukir dengan lapang dada, agar bisa memalun ketenangan dengan lega. Meniti hari dan tantangan masa depan itu akan jauh lebih mudah jika kita berjuang di masa muda, saat tubuh prima dan semangat bergelora.

Honey lalu apa itu kepedihan ? Konon katanya tertuang dalam ribuan gelas kopi yang keesokan harinya kita dapat tersenyum kembali.

Tentang kebersamaan, ratusan pekan tentu kita punya. Bersama saling menjaga walaupun harus belajar tentang perpisahan. Menaklukkan sepi dengan aneka cerita faksi. Melukis hari dengan pelangi. Apa itu kesedihan ? Kesedihan seperti juga rasa lain, tak perlu diberi nama … bahwa esok kita akan menikmati sajian nikmat makanan kesukaan, meraih senyuman memangkas jarak. Mencuri cerita-cerita lucu dari dinding-dinding pengetahuan. Sebab tidak duduk bersama bukan berarti meninggalkan. Hanya melihat sejenak ke luar sekedar memahami makna bunga daun teh. Semakin berusia baru ia berbunga. Tapi betapa seumur hidupnya memberi manfaat untuk banyak orang.

TAKUT SALAH ? oh Honey bahkan “alqamah sahabat Nabi SAW itu tidak sengaja menyakiti ibunya. Namun akhirnya masuk ke syurga-Nya. Ya … manusia bila melakukan kesalahan. Tidak ada orang yang sempurna. Jadi Honey, tentang hidup, sebenarnya tak ada yang bisa dibanggakan. Karena semua tak kan dibawa pulang. Tempat tidur yang nyaman dan mahal kelak akan diganti dengan hamparan tanah merah. Dinding dengan cat termahal dan terbaik akan diganti dengan semua warna yang sama. Bantal empuk yang mewah akan diganti dengan gundukan tanah. Semua yang kita punya, gelar, tabungan dan deposito, rumah yang megah, mobil yang nyaman itu, semua tidak akan menjadi penolong kita. Apalagi sekedar gambar hiasan dalam ratusan hari dan ribuan pekan beberapa tahun ini.

Hidup dan kehidupan itu seperti apapun tetap indah. Kata seorang sahabatku harus meluaskan sabar, mengurangi keluh kesah. Ayo kita nikmati secangkir minuman manis seraya mengucap Hamdalah.

cianjur, Minggu 26 Juni 2022

Menuju hari yang lebih baik.